Warta Kominfo. Tahap pertama pelaksanaan program Relawan Literasi ini disambut baik oleh berbagai pihak. Orang tua dan guru banyak yang merasa terbantu dengan kehadiran para Relawan. Ini yang kemudian mendorong ada semakin banyak Kampus LPTK serta CSO dan lembaga-lembaga penggiat literasi di NTB untuk turut terlibat. Antara bulan Maret hingga Juni 2021, ada 200 mahasiswa dan 87 penggiat literasi dari CSO, lembaga dan bahkan juga desa yang secara aktif melakukan pendampingan pada anak-anak selama pendemi ini.
Keberadaan Relawan Literasi di Nusa Tenggara Barat (NTB) dianggap memberi dampak berarti dan dalam pelayanan pendidikan di masyarakat, khususnya anak masa pendidikan dasar.
Menandai 1 (satu) satu tahun peluncuran program Relawan Literasi di NTB yang bertepatan dengan hari kemerdekaan Republik Indonesia Ke-76 dilaksanakan kegiatan “1 Tahun Relawan Literasi NTB Mengisi Kemerdekaan” secara Virtual (daring), Selasa (17/8/2021).
Kegiatan selain dikuti oleh Koordinator Relawan/Perwakilan LPTK, Koordinator/Perwakilan CSO, Relawan Literasi, jFasda INOVASI, Media juga diikuti oleh Dinas Pendidikan Provinsi NTB, Kepala Kantor Perpustakaan NTB, Kepala Kantor Bahasa NTB, DPMDes Kabupaten BIma serta Perwakilan Guru dan Orang tua.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB, Dr H Aidy Furqan, S.Pd.,M.Pd saat refleksi satu tahun Relawan Literasi di Nusa Tenggara Barat mengisi kemerdekaan secara virtual, Selasa (17/8/2021) menyampaikan apresiasi tinggi.
“Keberadaan Relawan Literasi ini, dapat mempercepat melek huruf atau aksara pada usia pendidikan dasar. Kami juga sangat senang dengan adanya dukungan dari Program Inovasi,” ungkapnya.
Diharapkannya, peran Relawan Literasi dapat terus ditingkatkan, didasari oleh perannya yang efektif dan dibutuhkan masyarakat. Ada titik terang bagi anak-anak dalam meningkatkan kemampuannya. “Gerakan literasi tidak bisa dilakukan sendiri, tapi perlu ada kemitraan agar dapat mencapai akselarasi. Apa yang dilakukan Relawan Literasi selama ini sangat terukur. Itu berdasarkan data gerakan literasi di NTB,” ungkapnya.
Pada kesempatan itu juga Kadis Dikbud NTB menyerahkan sertifikat secara simbolis kepada Relawan Literasi yang ada di NTB, baik Lombok, Sumbawa, Dompu dan Bima.
Pertemuan Refleksi 1 Tahun Relawan Literasi di NTB, dimanfaatkan untuk sharing pengalaman dalam mendampingi anak usia sekolah dasar. Fakta yang diperoleh, masih banyak anak yang bahkan kelas 4 belum mampu mengenal huruf dengan baik. Setelah berkoordinasi dengan sekolah dan memberikan dampingan khusus bagi mereka yang rendah kemampuannya, telah menunjukkan hasil yang menggembirakan.
Seperti diungkapkan Ketua Solidaritas Perempuan Mataram, Nurul Utami. Demikian juga disampaikan Relawan Literasi lainnya, Irmawati Arisandi, Dirgahayu Pratiwi, Muh Sahobul Akbar, Ahmad dari Uma Lengge Mengajar, Syifaiyah dan lainnya. Bahkan Kades Kesik di Lombok Timur, M Kadri, memberikan dukungan pada pengembangan literasi, khususnya bagi anak-anak kelas dasar.
Kabid Pemerintahan Desa, DMPDes Kabupaten Bima, El Faisal, mengatakan, Gerakan Literasi dapat diprogramkan oleh Pemdes melalui Dana Desa. Disarankannya, Relawan Literasi berkoordinasi dengan Kepala Desa tentang pentingnya program tersebut.
“Program literasi sangat bermanfaat untuk anak yang baru mulai belajar membaca. Pemdes juga lebih memahami kondisi anak-anak di desanya, siapa yang sudah dan belum pandai membaca,” ujarnya.
Sementara itu, kata El Faisal, Relawan Literasi harus selalu memastikan capaian kemampuan anak. Jika aktivitas yang dilakukan Relawan Literasi berjalan baik, maka bisa dipastikan perkembangan anak dari mengenal huruf, hingga ke level membaca.
Respon positif disampaikan dari DFAT Kedutaan Australia, Yudiati. Dari cerita yang disampaikan para Relawan Literasi sangat positif dan menyentuh hati.
“Alhamdulillah. Senang sekali kami dari DFAT (Kedubes Australia) bisa hadir dalam acara ini, mendengar langsung pesan pesan dari Bapak Kepala Dinas Pendidikan NTB. Melihat video dari Desa Kesik dan dari Solidaritas Perempuan – dan mendengar langsung hasil-hasil yang positif, serta tanggapan dari perwakilan relawan, guru/fasda, orang tua. Semangatnya luar biasa, sangat menyentuh hati,” ungkapnya.
Pemerintah, bersama sejumlah Kampus Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), CSO dan lembaga-lembaga penggiat literasi yang tergabung di dalam Konsorsium Nusa Tenggara Barat Membaca (KNTBM) kemudian menginisiasi program Relawan Literasi (RELASI). Program ini bertujuan untuk memberikan pendampingan literasi bagi anak-anak yang tidak bisa masuk sekolah karena terjadi pandemi dan terancam mengalami learning loss.
Program Relawan Literasi secara resmi diluncurkan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB pada tanggal 17 Agustus 2020 secara online. Pada saat itu, program ini diikuti oleh lima Kampus LPTK dan lima lembaga penggiat literasi.
Sebelum turun melakukan pendampingan, para relawan ini terlebih dahulu mendapatkan pembekalan yang di fasilitasi oleh program INOVASI. Pembekalan berlangsung secara online dengan materi yang mencakup keterampilan literasi dan beberapa soft-skill. Ada puluhan relawan yang terlibat saat itu. Mereka ini kemudian melakukan pendampingan mulai bulan Agustus hingga November tahun 2020.