Program INOVASI Fase II diharapkan dapat mendorong peningkatan mutu pendidikan di Kabupaten Bima melalui Fasilitator Daerah (Fasda) Pembelajaran. Apalagi, ada kelompok siswa yang kemampuan literasi dan numerasinya masih sangat rendah.
Harapan itu disampaikan Kasi Kurikulum Dinas Dikpora Kabupaten Bima, Dr Karyadin ketika membuka Pembekalan Fasda Pembelajaran Gerakan Masyarakat Sadar Literasi (GEMAR-Literasi) di Hotel Marina Inn, Kamis (25/3). GEMAR-Literasi ini sendiri merupakan program kemitraan di bidang pendidikan dasar antara INOVASI Fase 2 dengan Pemerintah Kabupaten Bima yang diimplementasikan oleh Lembaga Penyelengara Tenaga Kependidikan (LPTK) STKIP Taman Siswa.
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini merupakan pembekalan bagi para Fasda Pembelajaran. Nantinya, mereka akan meneruskan berbagai keterampilan dan pengetahuan yang didapatkan melalui pelatihan ini ke guru-guru sekolah dasar dan madrasah yang menjadi sasaran program GEMAR-Literasi. Secara garis besar program GEMAR Literasi bertujuan agar semua anak SD/MI di Kabupaten Bima memiliki keterampilan literasi dasar yang berkarakter.
Karyadin berharap kemitraan ini ini dapat terus mendukung kemajuan pendidikan di Bima. Apalagi Kabupaten Bima sudah mencanangkan Kabupaten Literasi, sehingga bukan sekedar jargon.
“Pendidikan sebagai sistem, harus bergerak sama-sama. Legal sistemnya adalah produk hukum dan difungsikan sebagai alat rekayasa sosial. Tidak ada kerja-kerja tanpa produk hukum. Semua berbasis program,” ujarnya.
Lanjutnya, banyak kebijakan yang sudah dibuat untuk merekayasa sosial, dari tidak berkembang menjadi berkembang.
Peserta Fasda Pembelajaran saat simulasi identifikasi kemampuan siswa sebelum menentukan level. Keteramoilan ini dinantinya akan membuat guru bisa memberikan penanganan yang lebih tepat pada anak sesuai tingkat lemampuan membaca dan menghitungnya.
Selain itu, kata dia, perubahan ditentukan oleh budaya masyarakat. Maka perlu keterlibatan masyarakat untuk bersama membangun pendidikan. “Selama ini urusan pendidikan adalah sekolah, tapi ada tanggungjawab keluarga, di era Covid19 orang tua berperan besar, juga masyarakat,” ujarnya.
Lanjutnya, GEMAR-Literasi menjadi bagian dari upaya menghilangkan hambatan pada siswa. Program INOVASI ini juga diharapkan dapat menaikkan IPM Kabupaten Bima.
Dinas Dikbudpora, kata dia, sudah banyak melakukan perubahan sistem. Tapi tanpa didukung kebijakan anggaran, sulit untuk mencapai tujuan. “Sebaik apapun sistem tanpa dukungan anggaran, sulit,” ungkapnya.
Peserta Fasda Pembelajaran saat simulasi identifikasi kemampuan siswa sebelum menentukan level. Keteramoilan ini dinantinya akan membuat guru bisa memberikan penanganan yang lebih tepat pada anak sesuai tingkat lemampuan membaca dan menghitungnya.
Beruntung, kata dia, ada Program INOVASI yang memberikan kontribusi, termasuk lembaga serupa lainnya. “GEMAR- Literasi ini adalah jalan jitu pengembangan mutu pendidikan dan percepatan pembangunan pendidikan,” pungkasnya.Karyadin berharap kemitraan ini ini dapat terus mendukung kemajuan pendidikan di Bima. Apalagi Kabupaten Bima sudah mencanangkan Kabupaten Literasi, sehingga bukan sekedar jargon.
“Pendidikan sebagai sistem, harus bergerak sama-sama. Legal sistemnya adalah produk hukum dan difungsikan sebagai alat rekayasa sosial. Tidak ada kerja-kerja tanpa produk hukum. Semua berbasis program,” ujarnya.
Lanjutnya, banyak kebijakan yang sudah dibuat untuk merekayasa sosial, dari tidak berkembang menjadi berkembang.
Selain itu, kata dia, perubahan ditentukan oleh budaya masyarakat. Maka perlu keterlibatan masyarakat untuk bersama membangun pendidikan. “Selama ini urusan pendidikan adalah sekolah, tapi ada tanggungjawab keluarga, di era Covid19 orang tua berperan besar, juga masyarakat,” ujarnya.
Lanjutnya, GEMAR-Literasi menjadi bagian dari upaya menghilangkan hambatan pada siswa. Program INOVASI ini juga diharapkan dapat menaikkan IPM Kabupaten Bima.
Dinas Dikbudpora, kata dia, sudah banyak melakukan perubahan sistem. Tapi tanpa didukung kebijakan anggaran, sulit untuk mencapai tujuan. “Sebaik apapun sistem tanpa dukungan anggaran, sulit,” ungkapnya.
Peserta Fasda Pembelajaran saat simulasi identifikasi kemampuan siswa sebelum menentukan level. Keteramoilan ini dinantinya akan membuat guru bisa memberikan penanganan yang lebih tepat pada anak sesuai tingkat lemampuan membaca dan menghitungnya.
Sementara itu, Manager Program GEMAR - Literasi, Dr Syarifudin, SS, MPd menjelaskan, banyak masalah anak-anak di Kabupaten Bima, sehingga muncul gerakan literasi. Kegiatan ini akan membantu Fasda Pembelajaran dalam membimbing guru.
Sebelumnya, kata dia, telah dilakukan pemetaan bahwa di Kabupaten Bima masih terdapat kelompok-kelompok anak yang mengalami kesulitan terberat dalam mengembangkan kecakapan dasar yaitu literasi, numerasi dan karakter. Sehingga perlu upaya tindak-lanjut untuk bekerja menemukan akar masalah dan menentukan solusinya.
Saat kegiatan pembekalan, peserta diajarkan tentang cara pemetaan kemampuan siswa dan pengelompokan berdasarkan level. Sebelum pemetaan, siswa diberikan ujian sebagai alat ukur kemampuan. Apakah berada pada level mengenal, huruf, kata, paragraf, atau cerita.
Siswa lebih dulu diberikan tes selama 10 detik, apakah bisa mengenal huruf, mengenal kata, mengeja, serta membaca lancar. Saat kegiatan Pembekalan Fasda Pembelajaran dibuat simulasi, agar bisa lebih memahami. Agar nantinya dapat menerapkan secara tehnis di sekolah.
Fasda Pembelajaran, Asrul Riyadi, yang juga Kepala SDN 6 Pajo, Dompu menjelaskan, tugas Fasda Pembelajaran agar memudahkan guru untuk mencapai tujuan. Sementera Fasda Pembelajaran lainnya, Annisa, MPd memaparkan bahwa saat kegiatan hari pertama, para peserta sudah mampu mengidentifikasi pengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan.
Rukmini, S.Pd, guru MIS Yasin Roka mengaku senang bisa terlibat sebagai Fasda Pembelajaran. Apalagi dengan pembekalan ini pemahamannya semakin luas. “Saya akhirnya bisa memahami dalam penilaian kemampuan membaca anak,” ujarnya.
Dengan cara ini, lanjutnya, sangat mudah mengukur anak dalam membaca dengan membuat pengelompokan atau level. Sehingga nantinya mudah membimbing siswa. “Sebelumnya saya belum pernah melakukan ini di sekolah. Cara ini lebih mudah. Sebelumnya juga lembaga yang membantu dalam mengukur kemampuan siswa, tapi ini saya rasa lebih mudah,” tutupnya.
[Bekerjasama dengan Tim Publikasi Dinas Kominfo Kabupaten Bima]