WARTA KOMINFO. “Kita berharap Perangkat Daerah terkait mampu melakukan replikasi sejumlah keberhasilan program dan kegiatan yang telah dicapai melalui penganggaran dalam APBD pada anggaran berikutnya, “ Urai Bupati Bima Hj. Indah Dhamayanti Putri, SE saat memberikan arahan secara virtual (zoom meeting) pada Rapat Kelompok Kerja (POKJA) Program Inovasi Fase 2 Kabupaten Bima Tahun 2022.
Rapat Pokja yang mengusung tema Memperkuat Kolaborasi pemangku kepentingan untuk mensukseskan Bima sebagai Kabupaten literasi berlangsung Selasa, (1/3/2022) di Aula Hotel Mutmainnah Kota Bima.
Program inovasi yang sudah hadir dalam dua fase telah begitu banyak memberikan kontribusi terutama sekali dalam sektor pendidikan. Itulah sebabnya diharapkan melalui program ini, dinas teknis mampu mengimplementasikan dan merefleksikan apa yang sudah dihasilkan oleh INOVASI untuk dapat terus diterapkan dalam dunia pendidikan di Kabupaten Bima.
Dalam arahannya, Bupati menguraikan pentingnya penguatan terhadap karakter melalui peningkatan kapasitas SDM terdidik menjadi ikhtiar pemerintah daerah. "Rapat Pokja Inovasi yang berlangsung mudah-mudahan dapat merumuskan program yang berkualitas sehingga pada saatnya nanti akan mampu meningkatkan kualitas pendidikan daerah.
“Untuk meningkatkan sinergi, terutama sekali diharapkan adalah seluruh instansi bisa berkomitmen dan siap bekerja dalam kerangka program kerja INOVASI Fase 2 tingkat Kabupaten Bima 2022 ini, " tutup Bupati.
Rapat tersebut dihadiri secara tatap muka (offline) oleh Wakil Bupati Drs. H. Dahlan M. Noer, didampingi Kepala Dinas Dikbudpora Kabupaten Bima Zunaidin S.Sos MM, Kepala Bappeda Suwandi ST, MT dan perwakilan Kementerian Agama Kabupaten Bima.
Hadir juga secara offline, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bima Drs. A. Salam Gani, Kadis Kominfo dan Statiktik Kamaludin, S.Sos, Kabid Perencanaan Sosial Budaya Bappeda Raani Wahyuni, ST.,MT.,M.Sc, Kabid terkait Dinas PMD, dan perangkat daerah lingkup Pemkab Bima.
Sementara itu, Wakil Bupati H. Dahlan M. Noer dalam sambutannya menekankan pentingnya evaluasi capaian program.
"Untuk mencapai kesimpulan yang tepat, diperlukan evaluasi yang dilaksanakan secara teliti dan tidak bisa dipisahkan dari metode antara lain monitoring dan evaluasi yang bisa dilaksanakan dengan dukungan data yang baik. Jika datanya salah, maka kesimpulannya akan salah. Oleh karena itu tim evaluator harus benar-benar memperhatikan dan mampu menganalisa data dengan kritis dan objektif. Selanjutnya perlu upaya-upaya strategis dari fase I ke Fase II setelah melakukan analisa sejumlah kelemahan yang ada, “ tegas Wabup Dahlan.
Agar program INOVASI dapat berjalan dengan baik, diperlukan kerjasama dan dukungan lintas sektor baik Kementerian Agama, Dikbudpora, DP3AP2KB, Dikes, Kominfostik dan sektor lainnya sehingga diharapkan akan menghasilkan suatu peningkatan kualitas baca tulis dan literasi menjadi lebih baik, ” tandas Wabup.
Pada Kesempatan tersebut, Provicial Manager INOVASI NTB, Sri Widuri dalam sambutannya secara virtual mengungkapkan, kehadiran Bupati Bima dan Wakil Bupati dalam Rapat Pokja INOVASI menggambarkan komitmen Pemerintah Kabupaten Bima. Tim INOVASI merasa sangat berbahagia dan Insya Allah akan terus berupaya mempercepat akselerasi literasi di Kabupaten Bima.
Dikatakan Sri Widuri, sepanjang kurun waktu 2022 -2023 fokus program INOVASI meliputi kecakapan pondasi yang mencakup literasi dasar dan profil belajar Pancasila untuk semua siswa tanpa diskriminasi.
Aspek lainnya yang menjadi titik berat adalah pembahasan secara sukarela dan dengan dukungan APBD program yang berjalan dan kebijakan yang implementatif, berbasis monev dan dukungan data yang berkualitas. Disamping pada saat yang sama mendorong penguatan ownership dan kolaborasi pemerintah dengan pemangku kepentingan lain serta mendukung agenda besar reformasi pendidikan.
Namun, kata dia, jika sekolah mau melakukan secara mandiri, maka menunjukkan keinginan berubah. Bisa saja karena adanya kempimpinan yang baik di sekolah tersebut. “Mungkin guru-gurunya yang memiliki niat untuk berubah. Jika ada keinginan seperti itu, maka harus didorong dan didukung, bahkan bisa diperluas,” ujarnya.
Maka ditawarkannya, agar saat ini bisa lebih fokus membahas soal solusi atas tantangan yang ada. Apalagi keberhasilan sudah diraih sejauh ini. “Pendakatan yang dilakukan oleh Dinas Dikbudpora, STKIP Taman Siswa, pendekatan TARL, terbukti sangat efektif. Hanya membutuhkan perubahan paradigma dari guru, kepala sekolah, orang tua, bahwa pengelompokan belajar tidak berdasarkan umur saja, tapi level kemampuan,” ujarnya.
Setelah sesi pembukaan, Rapat Pokja dilanjutkan dengan pemaparan hasil evaluasi yang disampaikan oleh Kadis Dikbudpora dan Tim STKIP Taman Siswa Bima.
[Tim Komunikasi Publik Dinas Kominfo dan Statistik Kabupaten Bima – INOVASI]